Yonif 141/AYJP

Yonif 141/AYJP

Sabtu, 28 Februari 2015

PEMANFAATAN LAHAN TIDUR DI YONIF 141/AYJP

          Penyebab terbentuknya lahan tidur bisa dilihat secara fisik dan sosial. Ketika suatu lahan tidak lagi mampu mendukung pertumbuhan tanaman secara optimal, biasanya lahan ditinggalkan. Hal ini umum terjadi pada sistem ladang berpindah. Sistem ladang berpindah diketahui sebagai penyebab terjadinya degradasi lahan yang dapat menuju ke desertifikasi.

     Selain faktor kondisi tanah, faktor sosial ekonomi juga menentukan. Petani yang tidak lagi menganggap pertanian sebagai sebuah mata pencaharian yang menguntungkan akan beralih dan meninggalkan lahannya. Perbaikan pola tanam dengan diversifikasi komoditas dan rotasi tanaman dapat memperkaya jenis sumber penghasilan petani sehingga petani mendapatkan penghasilan alternatif di luar tanaman utama. Selain itu, diversifikasi mencegah harga jatuh setelah panen. 
        
      Di Yonif 141/AYJP lahan tidur merupakanbagian dari aktivitas bercocok tanam seluruh Prajurit. Pertanian intensif jarang sekali dilakukan. Sebuah lahan pertanianyang tidak lagi produktif akan ditinggalkan sehingga menjadi lahan tidur, dan petani membuka hutan untuk menjadi lahan pertanian baru.
     
        Lahan tidur di atas tanah gambut dapat ditumbuhi semak belukar yang mampu terbakar dengan mudah di musim kemarau. Semak belukar kering dan tanah gambut merupakan dua komponen dari hutan gambut yang sering menjadi penyebab terjadinya kebakaran hutan gambut.
 
         Sebuah lahan yang tidak menghasilkan dalam waktu lama meski terdapat tanaman pertanian di atasnya juga disebut sebagai lahan tidur. Agar tidak terlihat sebagai lahan tidur, pada lahan yang ditanami pohon penghasil kayu dapat dilakukan tumpang sari dengan tanaman pertanian yang cepat menghasilkan.

          Menanam di lahan yang tidak begitu luas, mungkin membuat sebagian orang mengernyitkan dahi dan berujar “apa mungkin?” Begitu juga dengan pandangan masyarakat Kabupaten Muara Enim khususnya yang menganggap bertani di lahan yg tidak begitu luas tidak akan berhasil. Puluhan tahun banyak lahan tidur yang tidak termanfaatkan. Dulu warga lebih memilih membeli sayur dibandingkan dengan menanam sendiri. Namun, perlahan pandangan masyarakat tentang pertanian mulai berubah. Kini warga Yonif 141/AYJP mulai optimis melihat tanah kosong bisa dimanfaatkan dan secara ekonomi lebih menghasilkan. 

 By. Agus Cahyadi




UJI KENAIKAN SABUK YONG MOO DO YONIF 141/AYJP

        
        Satu lagi olahraga jenis beladiri masuk Indonesia. Namanya Yong moodo yang merupakan seni beladiri asal Korea Selatan. Dan mulai 2012, Yong moodo siap menyemarakkan keragaman seni beladiri di Indonesia. Sejalan dengan falsafah militer yang menjunjung sportifitas dan patriotisme, beladiri tangan kosong ini telah menjadi seni beladiri wajib di TNI Angkatan Darat sejak 2008.

         Kemahiran dalam beladiri Yong Moo Do menjadi salah satu ukuran bagi kenaikan pangkat seorang serdadu di lingkungan TNI Angkatan Darat. Serdadu yang telah menyandang sabuk hitam, setidaknya Dan I, memiliki peluang besar naik pangkat. Tidak seperti beladiri Korea, Tae Kwon Do, yang lebih banyak dikenal, Yong Moo Do tidak hanya mengandalkan tendangan. Gerakan dan aksi dalam Yong Moo Do juga memadukan tinju, bantingan, kuncian hingga piting. Perpaduan ini dilatari gerakan dalam Tae Kwon Do, Judo, Kendo dan beladiri tradisional Korea Hankido dan Ssireum, beladiri bantingan ala gulat. “Beladiri ini memiliki materi lengkap seperti pukulan, tendangan dan kuncian. Beladiri ini membutuhkan badan kuat juga. Ketika TNI melihat ini, maka dirasa cocok untuk tentara,".
           Dimana Yongmoodo memiliki tujuan positif melatih keberanian serta patriotisme kepada para prajurit sebagai garda terdepan pengamanan terhadap NKRI. Spesifiknya adalah olahraga gabungan dari beladiri perkelahian jarak dekat.
        

          





         By. Agus Cahyadi

Selasa, 10 Februari 2015

KUNJUNGAN WASBINSAT KE YONIF 141/AYJP

           Yonif 141/AYJP mendapat kunjungan oleh ti m dari WASBINSAT dalam rangka pengecekan anggota Tontangkas Yonif 141/AYJP. Materi yang di uji antara lain Navrad, CC, HTF, Yong Moodo, Renmil serta Ujian tertulis dan juga tim wasbinsat mengadakan latihan kesiap siagaan bagi prajurit Yonif 141/AYJP. 

         Kegiatan Wasbinsat ini di laksanakan selama 4 hari mulai tanggal 6 s.d 9 Februari 2015. Menurut ketua tim Wasbinsat dalam penilaian beliau mengungkapkan dalam penilaian kunjungan ini " cukup baik " dan harus di tingkatkan lagi.












DANYON CUP 2015

         Dalam rangka memperingati HUT ke - 61 Yonif 141/AYJP, Komandan Batalyon Infanteri 141/AYJP Letkol Inf Sunardi Istanto, S.H mengadakan turnamen sepak bola  Danyon Cup yang di ikuti 32 team dari daeran Muara Enim, Tanjung Enim dan Lahat.

          Turnamen Danyon Cup tersebut di buka pada tanggal 19 Januari 2015 oleh Kapolres Muara Enim. Sebagai pertandingan pertama di buka oleh team SMA N 2 Muara Enim melawan Budak Baonk FC.

        Setelah memalui tahap sistem gugur dan akhir y di partai final mempertemukan kesebelasan SMK BA melawan Kuda Terbang FC yang akhirnya di menangi oleh kesebelasan Kuda Terbang FC melalui adu pinalti.

          Untuk juara I dari team Kuda Terbang FC mendapatkan uang pembinaan sebesar Rp 5.000.000,- dan Tropi serta Piagam dari Danyonif 141/AYJP, kemudian untuk juara ke II dari team SMK BA mendapat uang pembinaan sebesar Rp 3.000.000,- dan Tropi serta Piagam dari Danyonif 141/AYJP, serta untuk juara ke III dari team PORSBI FC mendapat uang pembinaan sebesar Rp 2.000.000,- dan Tropi serta Piagam dari Danyonif 141/AYJP dan untuk juara ke IV dari team MERAPI FC mendapat uang pembinaan sebesar Rp 1.000.000,- dan Tropi serta Piagam dari Danyonif 141/AYJP. Dan untuk pemain terbaik mendapat uang pembinaan sebesar Rp 500.000,- di rebut oleh Ucok pemain dari SMK BA serta untuk Top Scorer mendapat uang pembinaan sebesar Rp 500.000,- di peroleh Angga dari team Kuda terbang sebanyak 10 gol.

        Turnamen Danyon Cup tersebut di pimpin wasit - wasit yang sdh teragreditasi seperti Didut, Bambang, Eka, Edi Bob, yudi, Edho dan Anggi. Dari semua wasit yang di pilih untuk memimpin pertandingan Danyon Cup ini sudah memiliki sertifika minimal C3.



By. Agus cahyadi